catatankaki.org —Jumat, (03/04) Solidaritas Mahasiswa Indonesia Untuk Mahasiswa Mayanmar (SMIUMM) mengadakan nonton bareng film The Lady. Film yang diproduksi oleh kerja sama Inggris dan Prancis itu menceritakan tentang perjuangan demokrasi di Myanmar yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Myanmar adalah satu kawasan yang hingga kini dikuasai oleh rezim militer. Kasus yang terjadi di Burma (Myanmar) ini merupakan hal yang sangat ramai dibicarakan di berbagai media Nasional maupuan Internasional saat ini. Perjuangan demokrasi rakyat Burma yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi telah berlangsung hampir puluhan tahun. Tetapi karena dominasi kekuasaan otoriter Militer, membuat perjuangan demokrasi di wilayah itu selalu terhalangi. Ratusan korbanpun berjatuhan oleh kekerasan yang dilakukan militer.
Sekitar tiga pekan lalu tepatnya tanggal 10 Maret, aksi unjuk rasa Mahasiswa Myanmar yang menolak undang-undang pendidikan baru dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian. Sekitar 30 Mahasiswa di tangap dalam aksi tersebut, dimana pada aksi satu pekan sebelumnya sekurangnya 200-an Mahasiswa ditahan oleh aparat kepolisian Myanmar. Dari jumlah mahasiswa yang di tahan tersebut, berdasarkan sidang yang dilaksanakan pada Rabu 25 Maret, 65 mahasiswa yang hadir di ruang sidang diancam dakwaan maksimal 6 tahun penjara, lima lainnya didakwa secara in absentia. Adapun 11 tersangka sudah dibebaskan dengan jaminan dan akan didakwa belakangan. (www.bbc.co.uk)
Menyikapi persoalan tersebut, mahasiswa yang tergabung dalam SMIUMM Makassar menyelenggarakan konsolidasi gerakan untuk mendukung Mahasiswa di Myanmar. SMIUMM Makassar berencana mengawali gerakan tersebut dengan melakukan kajian khusus seputaran konflik di Myanmar dengan membedah film The Lady.
Agenda nonton bareng tersebut dilaksanakan di Aula Prof.Mattulada FIB Universitas Hasanuddin. Kegiatan itu dihadiri oleh beberpa perwakilan dari berbagai lembaga mahasiswa intra maupun ekstern kampus Universitas Hasanuddin. Nonton film tersebut kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan surat pernyataan dukungan kepada mahasiswa Myanmar oleh perwakilan setiap lembaga mahasiswa yang hadir, di antaranya adalah KAMMI Komsat Unhas, KIS Unhas, Kopma Unhas, Gerak Makassar, PPSDMS Makassar, GFC Unhas serta beberapa lembaga mahasiswa lainnya.
Surat Pernyataan dukungan yang telah ditandatangani tersebut nantinya akan dikirimkan ke Kedutaan Myanmar di Jakarta dan diteruskan kepada Mahasiswa Myanmar. Ketua KAMMI Unhas Muhammad Ihsan Harahap mengungkapkan tujuan diadakannya nonton film ini adalah agar setiap lembaga mahasiswa khususnya di Universutas Hasanuddin dapat saling bersinergi untuk memberikan bantuan berupa dukungan terhadap perjuangan mahasiswa Myanmar.
“Harapan saya mahasiswa Indonesia khususnya Makassar tidak hanya mengkaji persoalan-persoalan nasional saja, tetapi persoalan internasional juga tidak kalah penting untuk kita kaji bersama, terutama dalam kawasan ASEAN yang sebentar lagi akan bersatu dalam MEA di akhir tahun 2015 ini” tutup Ihsan. (MSM)
No Comment