Ini dia, 5 Rekomendasi Film dari Catatan Kaki Untuk Kamu


Senin kembali menjumpai tanda hari-hari padat mulai terlihat. Ah melelahkan bukan, mendengar itu saja membuat tenaga banyak terkuras membayangkan rutinitas seminggu ke depan. Apalagi ditambah cuaca yang tidak bersahabat akhir-akhir ini membuat kita tambah suntuk menjalani hari-hari. Nah untuk mengisi disela-sela kesibukan kamu, di bawah ini Catatan kaki punya 5 rekomendasi film buat kamu mengatasi kesuntukan sepekan ini.

Mari awali pekan ini dengan tonton film-film seru, ini sangat cocok untuk kamu yang lagi cari hiburan!

1. Forrest Gump (1994)

Kalau-kalau kalian belum pernah sempat menonton film dengan percakapan monolog satu kali duduk, maka Forest Gump (1994) saya rekomendasikan. Film dengan genre komedi yang anti mainstream ini, hampir-hampir membuat memori smartphone saya habis dengan record footage dan quotable POV forest yang rasa-rasanya begitu relate dengan masa sekarang. Overall, kesan menye atau lawakan garing jauh dari film ini, sebaliknya.. dengan berani film ini membawa isu-isu sensitif seperti; sosial culture, ekonomi politik, bullying, parenting, pola hidup pemuda Hippie & kisah lovey dovey — dengan narasi roasting forest sebagai pria lugu nan jenaka.

2. The Tribe

Berhadapan pada situasi keanehan yang membuatmu susah beranjak sebagai penonton, The Tribe rasa-rasanya berhasil memaku penontonnya menghabiskan waktu menyelesaikan keseluruhan cerita. Tak ada satupun dari aktor di film ini yang berbicara, semuanya bisu. Tetapi jangan salah, hanya dengan keheningan, Miroslav Slaboshpitsky, berhasil menceritakan kebrutalan anak remaja; kasus pelecehan, hidup yang muram dan kesepian seorang remaja.

3. Synecdoche, New York

Kerap membandingkan hidup sendiri dengan hidup orang lain? Merasa hidup tak lain hanya sesuatu yang hampa? Jika benar begitu, maka saya merekomendasikan Synecdoche, New York sebagai objek perbandingan untuk hidup kalian yang hampa dan menyedihkan. Film yang disutradarai oleh Charlie Kaufman ini mengisahkan kehidupan Caden Cotard, seorang sutradara teater yang hidupnya mungkin tak kalah menyedihkannya dengan hidup kalian. Mulai dari gempuran berbagai penyakit yang menimpanya; diasingkan oleh istrinya sendiri, Adele, yang merupakan seorang seniman micro painting; dan juga dibenci oleh putrinya sendiri, Olive. Setelah salah satu produksi teaternya sukses, ia mendapatkan penghargaan yang memberinya dukungan finansial untuk menggarap magnum opus yang ia dambakan. Ia pun berniat untuk membuat suatu konstruksi dalam sebuah gudang penyimpanan yang luas, yang menirukan kehidupan nyata di kota New York. Film ini tidak hanya dapat dijadikan objek untuk membanding-bandingkan hidup, tetapi juga bisa mengajarkan serba-serbi dramaturgi. Selain itu, harus saya katakan film ini depressing as fuck.

4. As Tears Go By (1988)

Terinspirasi dari Scorsese, Mean Streets, Wong Kar Wai memulai debutnya dengan apik.

Drama roman percintaan dan hubungan pertalian gangster di buat saling berlawanan. Ah-Wah, pemeran utama yang dimainkan Andy Lau, tak bisa menyangkal kekeluargaan semu dalam sistem kerja gangster. Terperangkap pada hasrat dan kewajiban yang bertentangan, akhir tragis harus menyelesaikan cerita.

5. Capernaum (2018)

Brutalitas hidup hampir tak bisa dimaknai, kabur dari keluarga dan bertahan hidup di atas pijakannya sendiri, Zain mempertontonkan cara dunia menyakiti dirinya. Tragedi hidup seorang anak umur belasan awal menuntut orangtuanya sebab telah dilahirkan.

Drama realis yang ditulis Labaki ini tidak menyisihkan sedikit ruang lega di dada. Selama dua jam lamanya, Capernaum membuat semuanya terlihat lebih dari sekadar film, terlalu jujur.


Author: Lullaby_Boy

Previous Lara Si Dara dan Puisi-Puisi Lainnya
Next Tallo: Ketenaran yang Hilang

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *