Sebuah Resensi Film Sorry To Bother You

Oleh: N.I.

Di sebuah garasi kecil milik pamannya di Kota Oakland yang ia kontrak bersama kekasihnya (Tessa Thompson), Cash (LaKeith Stanfield) mendapati dirinya terhimpit oleh kesulitan ekonomi. Hal ini mendorongnya untuk melamar sebagai pekerja rendahan di perusahaan telemarketing. Ia berhasil diterima terlepas dari minimnya pengalaman dan keterampilan kerjanya.

Semuanya berubah ketika seorang pekerja senior yang juga berkulit hitam menyarankannya untuk menggunakan “suara kulit putih”-nya, dan mengubah tutur katanya agar terdengar lebih menarik bagi pelanggan (suara yang tentu saja benar-benar menggelikan). Mendapati dirinya sangat berbakat dalam menggunakan suara anehnya itu, Cassius mendadak menjadi pekerja yang berprestasi di mata bosnya dan meraih promosi jabatan sebagai seorang “Penelepon Super (Super Caller)”, sebuah pekerjaan yang selalu diagung-agungkan oleh atasan Cash, sebuah posisi yang bertugas untuk menjual produk-produk dan jasa yang sangat mengerikan secara moral namun menguntungkan.

Di masa-masa kesulitan ekonominya, watak Cash yang kurang peduli dengan masalah-masalah sosial di sekitarnya perlahan menjadi jurang pemisah antara dirinya dengan kekasihnya, Detroit, yang merupakan seniman dan aktivis radikal. Puncak dari keregangan mereka dimulai ketika kekasihnya dan seluruh bekas rekan sekerja Cash sepakat untuk membentuk serikat pekerja demi memperbaiki kondisi kerja yang menyedihkan, sementara Cash sedang asik menikmati hidup barunya sebagai orang kaya. Bagaimanapun, kesadaran Cassius perlahan muncul kembali ketika ia mendapati dirinya berada di tengah-tengah dunia aneh atasannya yang penuh kemerosotan, kerakusan, dan rencana jahatnya untuk membuat formula yang dapat mengubah manusia menjadi tenaga kerja jenis baru yang lebih kuat dan patuh namun dengan kondisi hidup yang sangat mengerikan.

Drama komedi yang berdurasi hampir dua jam ini disutradarai oleh Riley Boots, seorang rapper dan juga aktivis di Amerika. Bakatnya dalam berbagai jenis kesenian membuat film yang mulai ia garap sejak tahun 2012 ini memiliki karakter tersendiri. Berbagai elemen unik di dalam filmnya berhasil ia padu padankan ke dalam sebuah plot yang penuh dengan konflik dan selipan komedi yang khas.

Dalam berbagai kesempatan dalam perjalanan karirnya sebagai seorang seniman, Riley Boots selalu menyelipkan kritik-kritik sosial yang coba ia dengungkan melalui lagu, demonstrasi, dan berbagai karya seninya. Film yang dirilis tahun 2018 ini merupakan salah satu wadah kritiknya yang paling populer. Tidak seperti film-film lainnya yang menggambarkan permasalahan sosial yang kadangkala berlatar masa depan yang terlalu jauh, Riley Boots justru menghadirkan masalah ini di dalam filmnya yang berlatar kondisi dunia yang ada hari ini. Pada salah satu kesempatan, Riley Boots sempat mengatakan bahwa meskipun menyinggung masalah ras, namun film tersebut sebagian besarnya menyinggung soal sistem perekonomian yang telah lama menindas kita. Ia melanjutkan bahwa kondisi perekonomian yang sangat menindas ini merupakan dampak dari ketidakpedulian kita terhadap apa yang terjadi.

Berangkat dari kegelisahannya terhadap realitas kehidupan kelas pekerja di Amerika yang telah lama mengalami penghisapan oleh negara dan pasar bebas, Riley Boots berusaha memproduksi karya di negeri Paman Sam yang dapat mengingatkan kembali kekuatan kelas pekerja yang memang besar, untuk digaungkan kembali di abad-21. Alhasil, dengan sentuhan komedi, beserta suasana dystopia yang mewarnai penggambaran kota Oakland di abad 21 dalam film tersebut, kita dapat merefleksikan kembali perjuangan-perjuangan menuntut keadilan serta pembangkangan terhadap sistem perekonomian kapitalis yang telah lama absen dari wacana generasi milenial.

Dengan segala keseruan dan kejenakaannya, ‘Sorry to Bother You’ merupakan salah satu film yang dijamin akan membekas lama di dalam ingatanmu, dan juga akan menjadi bahan bakar bagi perlawananmu terhadap ketidakadilan.

Previous Anjing Penjaga Malam
Next Kampus Tinggi Arogansi, Minim Literasi

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *