Catatankaki.org-Setelah sekian purnama, mahasiswa Unhas kembali gelar demonstrasi guna menyikapi isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden serta isu-isu lainnya, Rabu, 6 April 2022. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas (FKMU) menggelarkan aksinya pukul 16.12 WITA di Pintu Nol dan Pintu 1 Unhas.
Beberapa orasi politik dan ekspresi lainnya digaungkan, kepulan asap hitam juga turut mewarnai dengan dibalut bentangan spanduk bertuliskan “Reformasi Jilid II” yang menjadi grand issue.
Aksi kali ini merupakan pra-kondisi dari aksi besar-besaran yang dicanangkan oleh Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas. Mengingat di beberapa wilayah, isu ini merupakan isu yang cukup serius untuk disikapi. Hal ini dibuktikan dengan maraknya aksi massa di beberapa tempat di Indonesia. “Untuk kelanjutan gerakan hari ini akan tetap berlanjut pada Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas, akan tetapi untuk keputusan dalam gerakan masih akan di bahas pada forum dengan melibatkan beberapa isu turunan,” pungkas Tulla selaku Jendral Lapangan aksi hari ini.
Poin utama tuntutan aksi kali ini adalah menolak penundaan pemilu dan isu tiga periode Presiden Joko Widodo dan mengecam apabila wacana ini direalisasikan maka akan ada gelombang perlawanan yang lebih besar. “Bila rezim hari ini tetap melanjutkan agenda politik tanpa mementingkan kepentingan rakyat maka ‘Reformasi Jilid II’ adalah salah satu solusi dari rezim hari ini,” lanjut Tulla.
Meski masih wacana, tiga periode untuk seorang presiden sangat menyalahi konstitusi. Semenjak lenyapnya Orde Baru, Indonesia menyepakati bahwa seorang presiden hanya untuk dua periode masa jabatan. Pun Dewan, selaku masa aksi, mengamini hal tersebut, “itu merujuk pada amanat konstitusi pada pasal 7 UUD 1945, namun dengan adanya penundaan pemilu dianggap (menjadi) penghianatan terhadap konstitusi tersebut,” terangnya.
Aksi ini juga tidak hanya membahas sebatas penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden saja, tetapi juga menyasar ke masalah-masalah sosial dan ekonomi yang terjadi sekarang. Tulla menyebutkan tak hanya isu penundaan saja yand dikawal, isu-isu lain “seperti bbm, ppn, minyak goreng menjadi isu turunan daripada grand isu Reformasi Jilid II”
Walaupun masih sebatas isu, beberapa pemangku kepentingan justru mengampanyekan hal tersbut di tengah maraknya persoalan negara hari ini. Bahkan Dewan menyatakan bahwa corak-corak Orde Baru mulai terasa di rezim hari ini, seperti kenaikan harga BBM, kelangkaan minyak goreng dan naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang justru mementingkan elit-elit politik.
Reporter: Rahmat Rastin
No Comment