catatankaki.org — Malam malam berlalu seperti biasanya. selalu identik dengan kegelapan dan suara bising kendaraan yang menjadi lagu pengantar tidur. namun, tidak demikian dengan yang terjadi di kelurahan bara baraya. Malam ini 12 maret 2017 mulai pukul 19.00 wita, akses jalan masuk menuju tempat tersebut di blokade. Tidak ada kendaraan yang melintas di tempat tersebut. di penghujung kedua jalan yang diblokade tertulis : Do’a Bersama, dengan tulisan kecil dibawahnya “ tuhan bersama orang orang yang melawan penggusuran”.
Malam ini di bara baraya sedang dilakukan do’a bersama sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana penggusuran rumah mereka. para warga ini terancam digusur karena TNI AD mengklaim tanah mereka sebagai lahan okupasinya. Do’a dan zikir bersama ini mereka lakukan sekaligus menjadi sebuah langkah untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama warga dan mengajak orang orang untuk turut bersolidaritas dengan gerakan penolakan penggusuran yang mereka alami. kegiatan ini pula membuktikan bahwa tidak adanya sekat antara yang tua dan muda, antara anak dan orang dewasa, antara lelaki dan perempuan, antara yang terkena penggusuran maupun tidak, mereka semua duduk bersama melakukan doa.
Doa bersama yang dilakukan ini bukannya ditempat tempat ibadah, bukan pula dirumah rumah mereka yang dianggap dituakan didaerah tersebut. Apalagi dirumah para pejabat seperti yang dilakukan pemerintah setelah melaksanakan hari raya keagamaan ataupun hari hari besar lainnya. Do’a bersama ini mereka lakukan di tengah jalan, setelah bebrapa jam sebelumnya mereka terlebih dahulu memblokade akses jalan menuju tempat mereka melakukan doa. mereka memblokade jalan menggunakan tumpukan ban bekas dan bambu bambu yang di tumpuk. Mereka sengaja melakukan doa dijalanan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang kelihatan tidak berdaya dihadapan para TNI. Terbukti dengan masih leluasanya pihak TNI mengeluarkan surat peringatan untuk kedua kalinya agar para warga mengosongkan tempat mereka padahal pihak DPRD sulawesi selatan sudah meminta kepada pangdam VII wirabuana agar menghentikan SP2 dan rencana eksekusi lahan tersebut karena daerah tempat tinggal warga berada diluar kawasan asrama yang berarti bahwa tanah tersebut bukanlah lahan okupasi milik TNI. kemudian poin kedua adalah meminta agar pihak TNI menghentikan intimidasi dan intervensi kepada warga kelurahan bara baraya.
Salah satu ustad yang sempat memberikan ceramah singkat mengatakan “dalam aksi yang akan dilakukan besok, saya akan menggerakan remaja remaja mesjid karena tanah yang kita tinggali ini adalah adalah tanah tanah leluhur dan saya sendiri tinggal disini sudah lima puluh tahun”. lebih lanjut dalam ceramahnya dia mengatakan “yang penting kita lakukan saat ini adalah jangan sampai kita dicerai-beraikan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab dan insya allah setelah kita melakukan zikir hari ini allah subahanawata’ala akan mengijabah doa’ do’a kita”. Dipenghujung doa dan zikir bersama yang dilakukan, salah seorang warga menghimbau agar keesokan harinya semua warga turut andil dalam aksi yang akan dilakukan karena mereka sadar betul bahwa berdo’a saja tidak cukup dan paham bahwa allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya seperti potongan salah satu ayat dalam alquran.


Previous Kronologi Aksi Tolak penggusuran Bara-baraya
Next Perempuan di Titik Nol: Pelacur Sukses Lebih Baik dari Seorang Suci yang Sesat

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *