catatankaki.org — Jumat (4/03/16). Tiap sudut kampus bukan lagi dipenuhi mahasiswa tapi apartus Negara yang ditugaskan menjaga kepentingan para elitis birokrat. Hari ini dilaksanakan pertemuan perdana Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Hasanuddin yang dihadiri oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, yang merupakan anggota MWA dari perwakilan Alumni Unhas. Setiap mahasiswa yang berlalu lalang akan diamati dengan sinis oleh para aparat. Mahasiswa yang hendak ke ATM dicegat oleh aparat karena dekat dengan Gedung Rektor. Tidak ada mahasiswa yang boleh melintasi dan berada sekitar Gedung Rektorat. Mahasiswa dijadikan tamu di rumah sendiri.
Beberapa mahasiswa dari lembaga kemahasiswaan yang risih atas keadaan yang berlangsung berkoordinasi mengenai keresahan mereka. Koordinasi ini menghasilkan kesepakatan untuk melakukan aksi di depan gedung rektorat. Rapat perdana MWA dipandang sebagai bentuk pengkhianatan Pimpinan Universitas pada lembaga kemahasiswaan, sebab rapat ini seharusnya berlangsung ketika anggota MWA lengkap. Sementara dalam MWA belum terdapat perwakilan dari pihak mahasiswa. Menurut pimpinan beberapa lembaga kemahasiswaan yang tergabung dalam massa aksi, rapat cacat MWA ini harus dihentikan.
Sekitar pukul 13.15 massa aksi bergerak menuju rektorat. Langkah mereka terhenti di fakultas Farmasi. Puluhan satpam langsung menghadang, menutup akses jalan ke Gedung rektorat. Tak cukup menghadang dari arah depan, arah samping juga dipenuhi satpam berseragam putih hitam. Tidak hanya itu saja, aparat ini berlapis – lapis hingga pasukan Paspampres. Beberapa massa aksi melakukan orasi untuk mengajak civitas akademika kampus Merah ikut dalam massa aksi. Tak peduli pada aparat, massa aksi terus bergerak menuju Gedung Rektorat. Satpam yang merupakan robot birokrasi itu mendorong massa aksi. Massa aksi tetap bersimpul dan mendesak agar Jusuf Kalla dan Rektor bisa ditemui untuk klarifikasi cacatnya rapat MWA yang tengah berlangsung.
Aksi antara mahasiswa dan satpam ini berlangsung panas hingga akhirnya Dr Ir. Abdul Rasyid Jalil, M.Si selaku WR3 menemui massa aksi untuk berdialog hingga menuju tanpa hasil apapun. Massa aksi akhirnya bubar dengan amarah yang membara-bara bahwa kampus bukan lagi milik mereka. Kampus milik para elitis birokrat dan Mahasiswa hanya para pengomsumsi sekaligus komoditi yang siap jual setelah lulus. Kampus sudah tidak berbeda dengan perusahaan.
No Comment