Ratusan massa aksi dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) pada Kamis, (1/5) di bawah Flyover jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Persatuan Rakyat Makassar (PRAM) menyuarakan protes terkait kondisi kesejahteraan buruh dan mahasiswa.
Mereka menyoroti beragam masalah dengan mengangkat isu “Kembalikan aparat ke barak, PHK meledak, dan pendidikan terdesak”. Momentum hari ini adalah pengingat bagi penguasa bahwa buruh semakin terjepit dengan keadaannya, bayang-bayang ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kesejahteraan hidup yang semakin terjepit.
Alan, dari konfederasi serikat buruh nasional menjelaskan bahwa aksi mayday hari ini adalah amarah untuk mempersoalkan terus menerus masalah-masalah yang tak kunjung diselesaikan oleh negara, seperti dampak yang ditimbulkan UU (undang-undang) Cipta Kerja.
“Aksi kali ini kami menyoroti beragam hal yang diakibatkan oleh UU Cipta Kerja. Pertama, soal ketenagakerjaan, kedua, perizinan investasi, ketiga, proyek strategis nasional, dan keempat, isu pendidikan.” ungkap Alan.
Lebih lanjut, Alan, yang tergabung dalam aliansi PRAM menuturkan bahwa ia turun bersama aliansi buruh dengan mahasiswa sekaligus sebagai upaya untuk menyatukan kembali gerakan yang selama ini masih terpecah-pecah.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa yang juga tergabung dalam aliansi PRAM menuturkan bahwa aliansi PRAM merupakan ruang kolektif gerakan untuk menyuarakan keresahan, khususnya upaya merebut kembali hak demokrasi yang semakin tergerus oleh langgengnya praktik otoritarianisme negara.
“Keresahan ini adalah keresahan bersama, makanya teman-teman (membentuk) aliansi, dan isu yang dibangun juga (adalah) isu bersama.” Terangnya. Ia menambahkan bahwa pembentukan aliansi ini akan terus berlanjut dan bernapas panjang.
“Agenda persatuan kami ini akan kami bawa ke hardiknas nanti dan aksi-aksi selanjutnya” Ucap Alan. Menurutnya, isu pendidikan dan ketenagakerjaan saling berkaitan erat, seperti object second industry pekerja, mahasiswa korban fleksibilitas tenaga kerja, politik upah murah, dan human trafficking. Hal paling nyata yang bisa dilihat adalah sistem pemagangan yang eksploitatif.
“Ini konsen kami dari serikat buruh” terang Alan.
Reporter: Inco
No Comment