Menyoal plakat beasiswa dana abadi, Direktur Kemahasiswaan mengaku paham akan kebingungan Elsa


13 hari telah berlalu pasca penyerahan bantuan biaya pendidikan dana abadi yang membuat bingung Elsa—pemegang plakat pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dihelat pada Kamis (2/5/2024). Mengenai kebingungan Elsa, Abdullah Sanusi selaku Direktur Kemahasiswaan Unhas mengatakan kebingungannya merupakan hal yang wajar. Ia juga mengakui adanya kekeliruan dalam penyerahan bantuan ini.

Ditemui di kantornya pada Sabtu (11/5/2024), ia mengatakan kekeliruannya terletak pada pendataan mahasiswa yang menerima bantuan dana abadi. Mulanya daftar mahasiswa yang akan menerima bantuan dana abadi diusulkan oleh tiap-tiap fakultas. Setelah itu, Kemahasiswaan melakukan proses skrining terhadap nama-nama yang ada, baru kemudian di SK-kan. Ia mengakui proses skrining yang belum optimal menyebabkan adanya kesalapahaman seperti Elsa yang merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) tapi malah diserahkan plakat bantuan dana abadi. “Saya yakin di situ miss-nya,” katanya.

SK bantuan biaya pendidikan dana abadi sendiri telah ditandatangani sejak tanggal 30 April 2024, dua hari sebelum seremoni penyerahannya. Waktu yang mepet dikarenakan ingin mengejar momentum Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu penyebab ketidakoptimalan proses skrining bantuan dana abadi.

“Katakanlah supaya publik bisa lihat. Bayangkan dana abadi itu kan kita kumpul dari alumni (dan) perusahaan. (Publikasi ini) supaya mereka lihat, oh ada ji tawwa manfaatnya saya kasih dana abadi itu,” bebernya.

Bantuan dana abadi ini merupakan kali kedua setelah bantuan pertama yang juga diseremonikan pada tanggal 17 Agustus 2023. Jumlah penerimanya berkurang. Tahun lalu, jumlah penerima bantuan dana abadi adalah 120 orang, sementara tahun ini menjadi 86 orang.

Abdullah Sanusi turut menjelaskan bahwasanya bantuan dana abadi ini tidak diambil langsung dari tabungan dana abadi Unhas, melainkan dari bunganya. Ia memperkirakan jumlah dana abadi saat ini adalah enam hingga tujuh miliar rupiah dengan bunga hampir mencapai seratus juta tiap semesternya.

“Hampir 100 juta per semester, ya. Nah itumi yang kita kasih. Tahun lalu kan Agustus itu 120 orang. Kali ini 86 orang,” katanya. Sementara itu, ketika diakses pada pukul 20.30 Wita, laman resmi dana abadi Unhas menunjukkan jumlah dana abadi berada di angka Rp.642.804.999.

Bantuan biaya pendidikan dana abadi ini, kata Abdullah Sanusi, dengan alasan pemerataan, mengesampingkan penerima KIP seperti Elsa. Ini dikarenakan bantuan tersebut lebih terfokus kepada mahasiswa berprestasi dan mahasiswa yang punya kesulitan ekonomi tetapi tidak memiliki satupun beasiswa. Bantuan biaya pendidikan ini hanya diberikan sekali dengan nominal berbeda-beda tergantung pada golongan UKT para penerima bantuan.

“(Saya) minta sama fakultas, kasih ka di situ yang tidak kaya-kaya amat, tidak miskin-miskin amat, tapi mengalami kesulitan membayar UKTnya,” katanya.

Ia juga mengatakan proses penyerahan yang ada pada bantuan biaya pendidikan dana abadi ini hampir mirip dengan beasiswa Kapolri yang juga digelar seremoninya. Bedanya, seremoni penyerahan beasiswa Kapolri ini digelar di Hotel Unhas dan diserahkan langsung oleh Wakapolri.

“Beasiswa Kapolri saja yang lebih banyak orangnya (dan) melibatkan uang lebih banyak, tidak seheboh ini. Upacara tong juga itu. Ada wakapolri malahan yang serahkan,” bebernya.

Mengenai apa yang telah dialami Elsa, Abdullah Sanusi mengaku memahami kebingungannya pada penyerahan bantuan dana tersebut. Ia mengatakan menerima plakat bantuan biaya, difoto, lalu diberitakan, akan tetapi tidak diberikan bantuan yang dimaksud, sungguh tidak masuk akal. Oleh karena itu ia bersedia mencari jalan keluar untuk kerugian yang dialami Elsa.

“Tentu saya akan cari mekanisme. Katakanlah bukan kompensasi. Bukan. Saya akan carikan cara. Karena kalau bagian itu, kesalahan kami, kami akui. Waktu mepet apa segala macam,” katanya.


Reporter: San-Lee

Previous Penyerahan Bantuan Biaya Pendidikan Dana Abadi Unhas, Mahasiswa: Kami Tidak Terima Apa-Apa
Next Aparat Masuk Kampus: Teror Ketakutan Kebebasan Sipil

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *