Penyerahan Bantuan Biaya Pendidikan Dana Abadi Unhas, Mahasiswa: Kami Tidak Terima Apa-Apa


Dalam sela-sela upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Universitas Hasanuddin (Unhas) memberikan bantuan biaya pendidikan dana abadi kepada 86 mahasiswanya, Kamis (02/05/2024) di Lapangan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) kampus Tamalanrea. Akan tetapi, menurut beberapa mahasiswa, penyerahan bantuan tersebut hanya sebatas formalitas saja sebab pada kenyataannya mereka tidak menerima bantuan itu.

Elsa salah satu mahasiswa yang mengikuti upacara sekaligus maju dan menerima langsung plakat mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu soal perkara bantuan tersebut. Bahkan, mereka tidak menerima apa-apa setelahnya.

Ndak, formalitas ji itu (penyerahan bantuan). Ndak ada ji saya dapat apa-apa,” ujarnya ketika dihubungi via whatsapp oleh Catatan Kaki (04/05/2024).

Elsa mengaku dirinya kebingungan saat pertengahan upacara tiba-tiba saja namanya dipanggil untuk maju dan masuk ke dalam lapangan bersama empat orang lainnya dari fakultas berbeda-beda. Ternyata mereka diberikan sebuah plakat bertuliskan ‘Bantuan Biaya Pendidikan Dana Abadi’ yang diserahkan langsung oleh Sumbangan Baja, Sekretaris Rektor Unhas, lalu setelah itu mereka difoto dan kembali ke tempat masing-masing.

“Diterima mi (plakat) baru sudah itu kembali maki ke tempat. Sudah begituji,” katanya.

Padahal niatnya hanya sebatas datang upacara karena lewat surat No.14886/UN4.1/KP/2024 tentang undangan untuk menghadiri upacara Hardiknas, salah satu yang diundang adalah mahasiswa penerima beasiswa. Lewat surat itu Elsa dan teman-temannya pun ikut sebab mereka adalah mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Namun, saat mereka datang ke lapangan upacara dan berkumpul bersama mahasiswa lainnya, mereka dihampiri oleh seorang perempuan paruh baya yang melakukan pendataan. Perempuan itu menanyakan fakultas para mahasiswa dan mencatat satu nama mahasiswa per fakultas yang nantinya nama ini akan diumumkan dan disuruh untuk maju ke dalam lapangan. Tak ada alasan yang disampaikan perempuan itu mengapa ia mencatat nama-nama tersebut, hanya saja ia menyampaikan pesan untuk nama yang ia catat agar berbaris paling depan.

Sesudah pengibaran bendera, pembacaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD), selanjutnya diisi oleh sesi penyerahan bantuan pendidikan. Tak lama pembawa acara mulai menyebut beberapa fakultas serta satu nama perwakilannya termasuk Elsa.

“Baru na sebut satu-satu mi itu fakultas toh yang hadir sama itu perwakilan nama yang sudah dicatat. Terus pas disebut namaki toh na suruh maki itu, ke depan,” ucapnya.

Selaras dengan Elsa, Rini (samaran) yang merupakan mahasiswa penerima KIP Kuliah juga datang dan menghadiri upacara. Ia berkumpul berbaris bersama mahasiswa lain yang setahunya adalah penerima beasiswa, ia tidak tahu beasiswa apa saja.

“Saya tidak tahu beasiswa apa tapi kebanyakan kayaknya penerima KIP,” sambung Rini.

Ia mengaku kaget dan kebingungan saat pertengahan upacara, ada sesi penyerahan bantuan biaya pendidikan dana abadi. Rini sendiri tidak mengetahui perihal dana abadi tersebut hingga ia pun bertanya ke orang di sampingnya.

“Dia bilang begitu simbolis ji beng (penyerahan bantuan), random ji na bilang (orang di samping Rini) yang penting penerima beasiswa, itu sih seingatku,” ucap Rini (04/05/2024).

Adapun setelah upacara selesai, tak lupa semua mahasiswa berfoto sambil beberapa memegang plakat bantuan biaya pendidikan. Selepas itu, disambung dengan kirab budaya. Rini membeberkan bahwa barisan para penerima beasiswa—mahasiswa yang menggunakan jas merah itu disuruh untuk segera bubar. “Bilang selesaimi bisami pulang masukmi kuliah, padahal acara belum selesai sih. Di situ kayak ya sudah begitu eh, maksudku kami datang selesaimi foto-foto simbolis begitu, disuruh mi pulang diusir mi. Tapi adaji beberapa yang nda pulang juga,” jelasnya.

Elsa sendiri mengaku tidak lagi dihampiri oleh perempuan yang mencatat namanya sebelumnya. Ia bahkan heran harus membuat apa kertas plakat yang diberikan itu.

“Pas selesai upacara nda adami (yang hampiri), itumi juga heranka karena bilang mau diapakan ini (plakat) yang dikasih ki to karena tidak adami lagi datang (perempuan yang mendata) bilang apa-apa,” tambahnya.

Menyoal tentang dana abadi, di akhir Elsa kembali mengatakan bahwa ia memang sama sekali tidak mengetahui tentang hal itu.

“Kita ndak ditahu apa-apa dijadikan ji tumbal. Sekedar formalitas ji (penyerahan bantuan) untuk ditunjukkan ke menteri pendidikan bahwa ada bantuan itu padahal bohong-bohong,” tandasnya.


Reporter: pinklily

Previous Teror Aksi Demonstrasi Selama 2 Hari: Terjadi Terus Penangkapan
Next Menyoal plakat beasiswa dana abadi, Direktur Kemahasiswaan mengaku paham akan kebingungan Elsa

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *