Memperingati Hari Buruh International, ratusan buruh dan mahasiswa di Makassar melakukan aksi demonstrasi, Rabu (01/05/2023). Aksi mulai berlangsung pada pukul 13.00, di Kantor DPRD Makassar kemudian bergeser memadati jalanan di Fly Over Pettarani.
Dari federasi serikat pekerja sampai para mahasiswa mulai melakukan orasi secara bergantian. Lewat beberapa sudut pengeras suara, terdengar aspirasi yang disampaikan menggelegar menyuarakan keadilan.
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI Sulsel) dalam orasinya mereka menilai bahwasanya rezim saat ini sudah tidak pernah pro terhadap rakyatnya. “Kita akan menuntut bagaimana pemerintah culas terhadap rakyatnya, jelas kawan-kawan kita telah dizolimi melalui Undang-Undang Ketenagakerjaan dari Undang-Undang 13 tahun 2003, Undang-Undang 11 tahun 2020, dan Undang-Undang no. 6 tahun 2023 kawan-kawan.”
Menyambung orasi sebelumnya, ada beberapa tuntutan yang dilayangkan para buruh dan massa aksi, yakni:
1. Cabut Undang-Undang Cipta Kerja
2. Tolak upah murah
3. Hentikan perbudakan driver ojek online
4. Stop diskrimininasi dan kriminalisasi buruh
5. Tindak tegas perusahaan nakal pelanggar ketenagakerjaan
6. Stop PHK sepihak
Sejalan dengan itu beberapa tuntutan tersebut, Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) melalui bentangan spanduk utama menuliskan:
*Hancurkan Oligarki Ekonomi Politik Jokowi-Prabowo
*Rakyat bersatu untuk kedaulatan
Massa aksi kemudian bergeser ke Fly Over, menyambangi ratusan mahasiswa bersama Komite Rakyat Berdaulat dan Perempuan Mahardika bersorak menggaungkan keadilan bagi perempuan.
Dalam orasinya mereka menyampaikan bahwa regulasi-regulasi yang ditawarkan pemerintah saat ini adalah regulasi yang tidak pernah memihak kepada para perempuan. “Kami perempuan mengalami eksploitasi, diskriminasi, dan pelecehan. Di mana kah keadilan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas bumi indonesia harus dihapuskan sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.”
Aksi tersebut berjalan dengan baik. Namun, di luar itu nasib para pekerja, buruh, mahasiswa, dan rakyat Indonesia belum bisa dipastikan dalam keadaan baik.
Reporter: Siapaabid & Fadelodon
No Comment