“Kelelahan, pergilah bersama angin ke pantai-pantai yang jauh. Malam ini, peraduan hanyalah sedih.”
Dengan suara perempuan terprogram yang kaku (seperti Google Translate) dan diiringi SFX mesin robot seperti sinema fiksi sains, nukilan dialog tersebut membuka video teaser pementasan bertajuk “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” (WB.Ryt) oleh Teater Garasi/Garasi Performance Institute yang akan dihelat pada 5-6 Desember 2023 di Fort Rotterdam, Makassar.
Mengangkat tema besar yakni duka ekologis (ecological grief), WB.Ryt akan menyajikan seni pertunjukan dengan eksperimen silang media antara teater, video game, dan sinematografi. Selain dari sisi produksi, eksplorasi terhadap tema utama teater pun menjaring persoalan-persoalan seperti sejarah, kolonialisme, dan modernitas yang makin memanas berkat kehadiran neoliberalisme dan krisis sosial global dalam isu-isu keadilan ekologi (ecological justice).
Persoalan yang sama turut melanda “kota dunia” Makassar beberapa waktu belakangan, dalam bentuk musim kemarau yang panjang, kekurangan air bersih, dan pemadaman listrik secara bergiliran, menukik ibarat respons murka ekologis (ecological rage). Hal inilah yang turut disinggung Teater Garasi pada caption unggahan video teaser WB.RyT di Instagram resminya.
WB.RyT merupakan bagian dari proyek panjang bernama “Waktu Batu” asuhan Teater Garasi dari tahun 2001 hingga tahun 2006. Waktu Batu merupakan inisiasi dan garapan dramaturg Ugoran Prasad bersama Alm. Gunawan Maryanto dan Andri Nurlatif. “Kami menulis berdasarkan pembacaan atas berbagai babad Jawa dan juga pandangan atas waktu, atas semesta, dan seterusnya,” papar Ugoran Prasad pada salah satu unggahan video di Instagram Teater Garasi (15/8/2023). Sepanjang masa aktif proyek Waktu Batu, terdapat berbagai versi atas pertunjukannya dan telah dipentaskan di beberapa kota Indonesia hingga ke mancanegara.
Sebagaimana WB.RyT menjadi pertunjukan versi ke-4 dan yang terkini, pentas ini akan menjadi pembacaan ulang atas naskah garapan Ugoran Prasad dkk. Elemen-elemen mitologi dan sejarah Jawa akan kembali berlakon sejajar dengan situasi-situasi transisi dalam masyarakat kontemporer Indonesia yang penuh tumpukan, tabrakan budaya, dan kerusakan alam.
WB.RyT versi ini berada di bawah ramuan sutradara Yudi Ahmad Tajudin dan asistennya, Luna Kharisma. Pada versi yang termutakhirnya kali ini, WB.Ryt berkolaborasi dengan seniman lintas disiplin seperti Majelis Lidah Berduri, Mella Jaarsma, Deden Bulqini, Tomy Herseta, Rimbawan Gerilya, A. Semali, Retno Ratih Damayanti, dan Y-Dra. Teater ini juga menggandeng jejeran aktor lintas generasi yakni, Ari Dwiyanto, Erythrina Baskoro, Arsita Iswardhani, Tomomi Yokosuka, Enji Sekar, Wijil Rachmadhani, Putu Alit Panca Nugraha, Syamsul Arifin, dan Putri Lestari.
Awal mula WB.RyT sendiri diperuntukkan untuk pentas pada Festival Indonesia Bertutur 2022 di Borobudur, Magelang. Sebelumnya, lakon kontemporer ini telah pentas di Yogyakarta pada 2-3 Juli 2023, lalu iring-iringan ke Jakarta pada 17-18 Agustus 2023, dan ke Makassar pada awal Desember nanti atas dukungan EPSON, Kala Teater, Rumata’ ArtSpace, Jam Kerja, Riwanua, dan SIKU Ruang Terpadu.
Untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” yang akan pentas pada tanggal 5-6 Desember 2023 di Fort Rotterdam, sila kunjungi akun Instagram Teater Garasi (@teatergarasi).
Penulis: Erick Evangelista Savala
No Comment