Catatankaki.org-Kendaraan terlihat lalu-lalang menyusuri jalan di sepanjang pintu nol. Bunyi mesin sepeda motor saling beradu dengan bunyi ban yang berjibaku dengan lubang-lubang jalan. Ada pula bunyi perkakas yang digunakan dua orang lelaki untuk membongkar atap lapakan salah satu pedagang di sana. Sementara itu, di bawahnya ada seorang perempuan yang mengeluarkan berbagai barang dari dalam lapakan, juga seorang anak kecil di dekatnya yang memeluk erat boneka kelinci.
Biasanya areal pedagang kaki lima yang sering disebut “workshop” oleh mahasiswa Unhas ini dijejali orang-orang yang ingin mengganjal rasa lapar. Para pelanggan duduk berderet di sepanjang lapakan pedagang-pedagang yang dempet dengan tembok pembatas antara Unhas dan jalan pintu nol.
Kerapkali yang menjadi pelanggan adalah mahasiswa Unhas sendiri. Ada yang singgah makan selepas berkegiatan di dalam kampus, ada yang membungkusnya untuk disantap di kos, ada pula sepasang kekasih yang sengaja makan berdampingan sembari lempar-melempar guyonan. Banyak macamnya. Workshop memang selalu menjadi primadona bagi mahasiswa pun warga di pintu nol.
Kini, pemandangan itu berubah. Banyak lapakan tutup. Beberapa juga telah dibongkar, menyisakan kekosongan yang tak lumrah. Di salah satu lapakan yang tutup, para pedagang berkumpul. Mereka takut. Mereka merasa terintimidasi, sebab spanduk peringatan dari Direktorat Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset Unhas mengancam akan membakar lapakan para pedagang yang tidak membongkar lapakannya.
“Nda manusiawi,” ucap salah satu pedagang yang ikut berkumpul.
Pedagang itu mengaku terkejut dengan isi spanduk yang terpasang di berbagai titik di sepanjang pintu nol ini. Ia tak habis pikir, Unhas yang menurutnya adalah kampus besar bisa sampai hati melakukan pengancaman bongkar paksa, bahkan sampai pembakaran lapakan-lapakan para pedagang tanpa melakukan mediasi terlebih dahulu.
“Kalau memang mau dibongkar, tolonglah (kami) diperlakukan dengan manusiawi. Kita sebagai pelapak mengharapkan bagaimana bagusnya. Tidak serta merta merampas matapencaharian para pedagang,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya salah seorang perwakilan pedagang sempat melakukan dialog dengan pihak Unhas. Akan tetapi dialog itu nihil hasilnya. Pihak Unhas tetap ingin menggusur. Ia lalu mengatakan, “malah disuruh siap-siap (digusur).”
Meskipun Unhas sendiri belum menunjukkan dokumen-dokumen resmi yang melegitimasi kepemilikan lahan yang ditempati para pedagang untuk melapak, para pedagang tetap berharap Unhas mau melakukan mediasi dan sama-sama mencari titik temu.
“Kalau memang (nantinya) mau dikontrakkan, ya tolong disesuaikan dengan kemampuan para pedagang. Kampus dapat, pedagang juga dapat,” harapnya.
Salah seorang pedagang lain dengan tawa kecut menambahkan, “katanya kampus besar.”
Merujuk pada spanduk peringatan, Unhas sendiri bakal melakukan penggusuran dengan cara membongkar dan membakar lapakan para pedagang di hari Sabtu (5/8).
No Comment