CatatanKaki.org-Pengunduran diri tujuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) dari Program S3 Ilmu Majemen FEB Unhas diduga kuat dikarenakan adanya intervensi Dekan FEB Unhas. Prof. Dr. Siti Haerani, SE., M.Si, salah satu Guru Besar yang mangajukan pengunduran diri, menjelaskan dalam surat pengunduran dirinya bahwasanya Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, selaku Dekan FEB, telah melakukan intervensi pada penetapan kelulusan mata kuliah salah satu mahasiswa program doktor ilmu manajemen.
Tujuh Guru Besar yang mengundurkan diri adalah: Prof.Dr. Mahlia Muis, SE., M.Si, CIPM; Prof.Dr. Muhammad Asdar, SE., M.Si; Prof. Dr. Siti Haerani, SE., M.Si; Prof. Muhammad Idrus Taba, SE., M.Si; Prof. Dr. Idayanti Nursyamsi, SE., M.Si; Prof. Dr. Cevi Pahlevi, Se., M.Si; Prof. Dr. Haris Maupa, SE., M.Si.
Sehubungan dengan adanya pengunduran diri tersebut, Rektor Unhas telah mengadakan pertemuan bersama 7 Guru Besar terkait dan Dekan FEB Unhas. Pertemuan ini juga dihadiri Ketua Senat Akademik, Wakil Rektor (WR) Bidang kemahasiswaan dan Akademik, WR Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni dan Sistem Informasi, Wakil Dekan (WD) FEB Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Serta Sekretaris Rektor.
Dalam pertemuan yang diadakan pada hari Rabu (2 Oktober 2022) tersebut, pihak-pihak terkait telah menyepakati tiga poin sebagai berikut:
- Dekan FEB dan para Guru Besar yang telah membuat pernyataan mengundurkan diri untuk mengajar, sama-sama memaafkan atas apa yang telah terjadi. Mereka menyadari bahwa apa yang telah dilakukan di masa lalu adalah pelajaran yang akan membawa hikmah terbaik bagi semua pihak.
- Dekan FEB dan Guru Besar yang telah mengirim surat telah sepakat untuk menyelesaikan semua masalah secara kekeluargaan melalui komunikasi yang konstruktif dan saling menghargai, sehingga ke depan atmosfir akademik di FEB akan semakin baik dengan dukungan seluruh keluarga besar FEB.
- Semua pihak sepakat untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi secara internal di Fakultas Ekonomi dan Bisnis tidak melibatkan pihak-pihak di luar Universitas.
Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) FEB Unhas, Andi Taufik Ismail, saat ditemui (red: catatankaki) menyampaikan rasa penyesalan atas pertemuan yang telah diinisasi Rektor. Menurutnya, pihak Rektor menjadikan kasus pengunduran diri ini dikarenakan adanya masalah tertentu, bukan masalah profesionalitas akademik. “Masalah profesionalitas dia jadikan kayak masalah individu-individu,” Ucap Andi Taufik Ismail, “Saya juga bertanya-tanya, kenapa bisa begituki Rektor. Harusnya dia lebih tau soal prosedur akademik begitu, kode etiklah,” tambahnya.
“Bahkan sebenarnya nda perluji rektorat turun tangan kalau ternyata penyelesaiannya sekedar didamaikan. Rektor sebagai pimpinan tertinggi seharusnya punya posisi yang jelas terhadap permasalahan ini,” terang Andi Taufik.
Ketua SEMA FEB Unhas juga menganggap hadirnya intervensi oleh Dekan terhadap 7 Guru Besar ini dikarenakan hubungan civitas akademika yang sudah terbiroktisasi. Ia melihat adanya kondisi yang dipaksakan oleh sistem yang hirarkis dan hubungan yang tercipta antara civitas akademika mestinya menerapkan sistem kolega, “Bukan atasan dan bawahan,” tambahnya. Hal tersebut pula yang menjadi potensi-potensi birokrasi untuk menunjukkan arogansinya. “Memang secara struktur terkondisikan,” terangnya.
Reporter: Muh. Al Qoadri
No Comment