Spanduk bertajuk “SPBU ini disita oleh rakyat” kembali terpampang. Kali ini Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) depan Pintu 1 Universitas Hasanuddin (Unhas), Jl. Perintis Kemerdekaan yang mendapat giliran. Spanduk tersebut dipasang tepat setelah tibanya massa aksi Aliansi Mahasiswa Unhas di lokasi aksi, pada Kamis (08/09/2022).
Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ini merupakan aksi keempat kali yang dilakukan di depan Pintu 1 Unhas. Aksi yang terhitung mulai pada 3 September, 4 September, 5 September dan 8 September ini merupakan wujud penolakan massa aksi yang dilakukan semenjak pemerintah dengan resmi menaikkan tarif harga pada 3 September lalu. Aksi penolakan kenaikan harga BBM yang melibatkan hingga ratusan massa ini, dipenuhi dengan pagelaran yang berakhir memadati ruas Jl. Perintis Kemerdekaan.

Menurut seorang massa aksi yang tak ingin disebutkan namanya saat ditemui di lokasi, ia menjelaskan bahwa memang perlu ada upaya berkelanjutan dari penolakan harga BBM saat ini. Hal tersebut ia nilai karena rezim hari ini sama sekali tak mendengar aspirasi warganya. “Aksi yang seperti ini akan terus kami lakukan, kami tak akan berhenti hingga apa yang kami inginkan dapat terwujud,” pungkasnya.
Sementara itu, Chiko (samaran) yang juga ikut terlibat dalam aksi ini berpendapat selaras terkait upaya berkelanjutan yang dilakukan. Menurutnya, upaya berkelanjutan itu dengan tetap terus turun ke jalan dan melakukan aksi. “Kalau bisa setiap hari, yah setiap hari” tegasnya.

Saat disinggung terkait tajuk “SPBU ini Disita oleh Rakyat,” Chiko berpendapat bahwa hal tersebut merupakan simbolisasi penolakan dari mahasiswa menanggapi kenaikan harga BBM. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa tajuk “SPBU ini Disita oleh Rakyat” akan terus digaungkan.
Spanduk dengan tajuk yang sama sebenarnya sudah pernah terpampang di SPBU Racing saat aksi penolakan harga BBM oleh Front Makassar Tolak Kenaikan BBM, pada Minggu (5/9/2022). Namun sebagai upaya yang berkelanjutan, tajuk yang sama kembali dipampang pada aksi kali ini.

Azis, selaku massa aksi juga memberi tanggapan terkait tajuk spanduk tersebut. Dia menilai bahwa hal tersebut merupakan bentuk sabotase yang dapat menghentikan jalur distribusi BBM yang sementara ini harganya dinaikkan oleh pemerintah. “Distribusi BBM bersubsidi yang dinaikkan tersebut dapat terhenti terlebih dahulu, kemudian dapat diperhitungkan kembali untuk diturunkan. Terang Azis.
Gerakan serupa juga dinilai perlu untuk dilakukan. Azis menjelaskan “Kami berinisiatif untuk menyabotase SPBU yang ada di Makassar, dan harapannya gerakan tersebut akan terus membesar.”

Chiko selanjutnya menambahkan dengan pernyataan tegas, bahwa perlu adanya koordinasi kepada organisasi-organisasi lain yang juga melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM. “Kita mesti bersatu. Mengait simpul sebanyak mungkin dan sekuat mungkin,” ucapnya.
Selain spanduk dengan tajuk tersebut, massa aksi juga memblokade ruas jalan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melumpuhkan laju perekonomian, terang Bogel selaku Humas Aliansi.

Saat ditanyai mengenai target dari aksi yang dilakukan, Bogel menjelaskan bahwa aliansi yang dibentuk mahasiswa Unhas tidak akan berhenti hingga harga BBM kembali turun. “Aksi akan terus berlanjut,” terangnya.
Aksi yang dimulai sejak pukul 13.00 WITA tersebut berakhir setelah blokade jalan dibuka oleh pengendara. Massa aksi kemudian berkumpul dan masuk ke kampus sekitar pukul 18.00 WITA.
Penulis: Muh. Al Qoadri & Shafira Rembulan
No Comment