catatankaki.org-Setelah lama menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, Presiden Joko Widodo akhirnya menyatakan dengan resmi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022) pukul 15.30 WITA.
Tepat setelah kenaikan tersebut mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu satu Unhas. “BBM naik, BBM naik, merapat,” seru massa aksi unjuk rasa.
Bon Jovi (samaran), salah satu mahasiswa yang ikut terlibat dalam aksi ini mengaku resah melihat penindasan dan kesengsaraan rakyat akibat kenaikan harga BBM.
“Belum lagi pendidikan hari ini juga mahal, BBM juga mahal, semuanya menyengsarakan rakyat,” jelasnya saat ditemui di lokasi aksi unjuk rasa, Sabtu (3/9/2022).
Tidak hanya sekadar menolak kenaikan harga BBM, ia lebih lanjut menuntut penggratisan BBM. “Kita akan bagi-bagi bahan bakar gratis,” katanya di tengah kepulan asap ban yang terbakar.
Selain melakukan aksi bakar ban, massa aksi unjuk rasa juga memblokade jalan hingga sempat membuat kemacetan panjang terjadi. Fa’ad, salah satu pengendara sopir truk yang ikut terjebak macet mengaku setuju dengan dengan unjuk rasa mahasiswa.
“Ini nda ada peninjauan (terlebih dahulu) toh? Langsung dinaikkan BBM. Nah, kalau begini demo saja terus. Tidak ada masyarakat yang setuju kalau begini,” ungkapnya sembari mengelus anaknya yang tengah tertidur di sebelahnya.
Tono (samaran), pengendara lain yang juga ikut terjebak kemacetan menganggap bahwa kenaikan harga BBM ini menyiksa masyarakat dan justru akan membuat ekonomi terpuruk.
Ia yang bekerja sebagai buruh, juga berpendapat bahwa kenaikan harga BBM tidak berjalan seiringan dengan naiknya upah buruh.
“BBM yang naik tapi upah buruh tidak. Jadi kami perwakilan buruh sama sopir, sessa jaki. Pembunuhan ji, bukan kesejahteraan. Kalau tahu gini, turunkan Jokowi saja,” terangnya.
Aksi unjuk rasa terus berlanjut hingga pukul 19.30 WITA. Bon Jovi pada akhir wawancara menambahkan, aksi ini akan tetap berlanjut.
Reporter: M. Fajar Zulfah & Muh. Al Qoadri
No Comment