Catatankaki.org-Sebulan lebih lamanya warga pantai merpati telah mengungsi di Sentra Kuliner Benteng’e Bulukumba sehabis tergusur di 31 Januari 2022, kemarin. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Farmasi (BEM-Kemafar) Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Front Perjuangan Rakyat (FPR) Bulukumba melakukan pendataan keluhan kesehatan bagi warga merpati yang tergusur, Sabtu, 12 Maret 2022.
Sebanyak 84 orang warga didata mengenai keluhan kesehatannya. Selain melakukan pendataan terkait kesehatan dan riwayat obat yang dikonsumsi oleh masyarakat, BEM Kemafar juga melakukan edukasi mengenai obat-obatan yang mana mesti warga konsumsi dan mana seharusnya tidak dikonsumsi. Umumnya, warga yang sedang mengidap penyakit, tak sedikit dari warga mengonsumsi obat diluar resep dokter. Warga sendiri menjelaskan bahwa kemampuan finansial yang menghambat mereka untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi ke dokter. Dengan nada bercanda, salah seorang warga bercerita, “Susah dek, penyakitnya kami di sini nda bisa diobati dokter. Warga di sini sakitnya itu Kanker (a.k.a Kantong Kering),” terangnya sambil tertawa.

Dari beberapa keluhan yang disampaikan warga, terdapat penyakit yang hampir semua warga keluhkan, yaitu penyakit gatal-gatal yang dialami anaknya.
“Jadi kalau datanya teman-teman tadi, memang kita lihat, memang ada beberapa penyakit yang hampir sama. Contohnya saja, kayak gatal-gatal tadi,” ucap Putri Mahfuzah, Wakil Presiden BEM Kemafar Unhas, yang juga ikut terlibat dalam pendataan keluhan kesehatan warga Pantai Merpati. Ibu Sri sendiri, salah seorang warga yang anaknya mengalami gatal-gatal mengatakan, “Penyakit-penyakit seperti gatal-gatal ini, barupi. Pas pindah pi di sini (Sentra Kuliner).”
Putri Mahfuzah menilai hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan pengungsian warga. “Sebenarnya kalau terkait diagnosis bukan memang bidangnya farmasi. Cuman, kalau saya lihat dari kondisi tempat tidurnya, dari kondisi toilet, airnya, memang sangat memprihatinkan,” ucapnya.
Sementara dari FPR Bulukumba sendiri, Bung Salman, menjelaskan bahwa bantuan kesehatan yang seharusnya hadir dari pemerintah daerah malah seolah terkesan menutup jalur itu. “Tak hanya bantuan kesehatan saja, bantuan-bantuan yang lain juga,” jelasnya lebih lanjut.

Setelah melakukan pendataan warga, BEM Kemafar juga memberikan obat kepada warga yang sedang sakit. Putri Mahfuzah, mewakili BEM Kemafar, menyampaikan harapannya “Kalau saya harapanku, kita bisa turun di sini, supaya kita bisa juga bantu warga, dalam hal kesehatan utamanya,” tuturnya.
Reporter : Muh. Al Qoadri
No Comment