LANTUNAN DOA PENGIRING AKSI TUNTUTAN PENGGRATISAN UANG KULIAH TUNGGAL


Catatankaki.org – Bunga anggrek dan melati bertaburan di tengah jalan menjadi tontonan pengguna Jalan Perintis Kemerdekaan. Dupa dan aroma lilin yang terbakar menjadi bekal sepanjang aksi yang dilakukan oleh massa Aliansi Mahasiswa Universitas Hasanuddin (AM-UH) dalam menuntut penggratisan uang kuliah tunggal (UKT) pada Jumat, 07 Agustus 2020.

Massa aksi AM-UH yang terdiri dari puluhan mahasiswa berbagai fakultas tersebut pada awalnya melakukan pawai serentak menuju ke rumah jabatan rektor Unhas untuk melakukan aksi simbolik sebagai bentuk representasi dari ‘matinya sisi kemanusiaan’ pihak birokrasi Unhas.

Tanpa keluh-kesah, massa aksi berpawai dengan menghiraukan teriknya sinar matahari dan padatnya pengguna jalan demi mencapai titik aksi di rumah jabatan Rektor Unhas yang bertempat di Jalan Kartini. Setibanya di titik aksi, mereka langsung disambut tekanan dari pihak aparat keamanan kampus maupun kepolisian yang bertujuan untuk melarang dilakukannya aksi.

Pelarangan aksi dari pihak aparat tidak mematikan semangat massa untuk terus menyuarakan tuntutannya. Mereka mentaktisi situasi pelarangan tersebut dengan bergeser menuju depan pintu utama Universitas Hasanuddin, di Jalan Perintis Kemerdekaan untuk memenuhi tujuan awal, yaitu melakukan aksi simbolik.

Demikian yang terjadi, aksi ini sama sekali tak menjadi perhatian pihak birokrasi Unhas. Sama halnya dengan berbagai aksi yang dilakukan AM-UH sebelumnya dalam menuntut penggratisan UKT selama berlakunya Status Darurat Covid-19, tidak ada yang mendapat respon dari pihak birokrasi Unhas selaku pemangku kebijakan universitas.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba, senja telah menunggu untuk menemani aksi simbolik massa aksi yang hanya berbekal bentangan spanduk bertuliskan “turut berduka cita atas meninggalnya ….. #UnhasGratiskanUKT #MogokBayarUKT” serta dupa dan lilin yang terbakar. Aksi kali ini masih menjadi rentetan aksi yang sekian kali telah disuarakan untuk menuntut penggratisan UKT, “Aliansi Mahasiswa Unhas sudah 5 kali menyurati rektor untuk melakukan dialog dengan mahasiswa tapi tidak pernah diindahkan dan bahkan pernah ditolak sehingga aksi melayat ini merepresentasikan birokrasi kampus yang telah mati sisi kemanusiaannya,” ucap Humas Aksi Aliansi Mahasiswa Unhas.

Senja akhirnya berakhir, gelapnya langit menjadi teman baru massa aksi yang masih tetap tinggal menyuarakan tuntutan yang didengar oleh masyarakat pengguna jalan. Tanpa menunggu waktu lama, mereka perlahan mengheningkan diri meratapi suara mereka yang tidak tersuarakan dan menjadi representasi dari ‘matinya sisi kemanusiaan’ pihak birokrasi Unhas yang tidak merespon tuntutan penggratisan UKT mereka. Untuk kedua kalinya tekanan oleh aparat keamanan kampus kembali menyambut aksi tersebut untuk membubarkan aksi. Mereka tidak memedulikan hening dan damainya aksi tersebut. Namun bukan hanya pihak aparat keamanan, untuk kedua kalinya juga massa aksi mampu meredam tekanan tersebut dengan negosiasi damai dan melanjutkan aksi hening yang ditutup dengan doa bersama secara khusyuk.


Penulis : Diamante

Editor : Lullabyboy

Previous ROBEK SK REKTOR, MAHASISWA UNHAS MENUNTUT UKT GRATIS
Next PAK MANRE DAN PENEGAKAN MARTABAT DI PULAU KODINGARENG

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *