Oleh: Indahwels

Challenging history with herstory.

Marsinah. Ketika mendengar kata itu, hati sedikit bergetar. Marsinah adalah sebuah lagu yang diciptakan sebagai bentuk dedikasi khusus untuk perjuangan seorang perempuan yang menggetarkan rezim, seorang pahlawan kaum buruh. Marsinah, sebuah nama yang abadi dalam jiwa kaum pekerja, paling tidak menunjukkan bagaimana negara, pengusaha dan militer berkongkalikong untuk merampas kesejahteraan rakyat kecil dan juga bagaimana rentannya posisi perempuan dalam perjuangan pembebasan rakyat dari penindasan. Band Marjinal hadir dengan sebuah lagu yang bercerita mengenai kisah perjuangan yang telah dihancurkan oleh sebuah ketakutan dan kecurigaan.

Nuansa ciri khas Marjinal dalam lagu Marsinah sangat kental. Sebuah band beraliran anarko-punk yang berasal dari Jakarta menciptakan lagu Marsinah yang dibawakan sekaligus dalam 2 albumnya, yaitu album Termarjinalkan dan album bertajuk Predator. Marjinal berhasil membangkitkan semangat yang tidak terelakkan saat mendengarkan lagu ini.

Di awal lagu, kita akan dijemput dengan alunan musik punk yang membangkitkan semangat. Musik yang dihasilkan seolah telah menyatu dengan jiwa. Memasuki menit ke 0:43 kita akan diantar dengan suara Romi yang begitu semangat dan berapi-api. “Ku lihat buruh perempuan berkeringat membasahi bumi yang megah..” Kata demi kata serta lantunan musik yang dimainkan Band Marjinal seakan memiliki ruh, masuk ke dalam sudut-sudut jiwa terdalam melalui alam bawah sadar siapapun yang mendengarnya.

“Energi yang kau curahkan begitu besar tak kurasakan terhanyaut dalam kesombongan terlupakan..” Berisi sebuah akhir dari perjuangan, sebuah perlawanan terhadap berbagai masalah dan rintangan yang digambarkan dengan perjuangan seorang buruh perempuan. Perlawanan di sini saya artikan luas, bisa perlawanan terhadap penguasa yang fasis, birokrat yang sewenang-wenang atau sistem yang menindas.

Energi yang kau curahkan begitu besar tak kurasakan terhanyaut dalam kesombongan terlupakan..

Lagu Marsinah menggambarkan bahwa perempuan adalah titik paling menderita ketika sebuah bangsa menderita. Dimana perempuan pekerja merupakan orang yang paling merasakan ketika pendisplinan dilakukan secara berlebihan. Kondisi kerja serta pengupahan yang layak tidak akan pernah diberikan secara cuma-cuma oleh pemilik modal dan pemerintah. Dimana harga untuk sebuah hidup yang lebih baik dalam ruang kerja amatlah mahal.

Pada akhirnya, saya dengan semangat mengucapkan selamat menikmati sebuah perjuangan seorang buruh dan perempuan pekerja. Menyalakan semangat perjuangan Marsinah berarti mengingat dan terus mempraktekkan semangat perempuan pekerja untuk bersolidaritas memperjuangkan keadilan di tengah penindasan para buruh serta kesejahteraan dan kesetaraan kelas pekerja yang hingga kini belum menuai hasil memadai.


Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP UNHAS.

Angkatan 2013.

Previous Kronologi Aksi Mahasiswa Unhas Tolak ‘Student Loan’
Next Aliansi Unhas Bersatu Tuntut Cabut UUPT

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *