catatankaki.org — Sekumpulan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) dari berbagai fakultas melakukan aksi demontrasi di Pintu Satu Unhas, Jumat, 27 April 2018. Aksi demontrasi ini dalam rangka menolak komersialisasi pendidikan dengan mengangkat isu ‘Student Loan – wujud nyata komersialisasi pendidikan’.

Sebelum menuju titik aksi, massa sebelumnya berkumpul di pelataran Mata Kuliah Umum (MKU) untuk menunggu massa yang lainnya. Kemudian massa berkampanye keliling fakultas, dimulai dengan berjalan menuju Baruga Unhas. Tapi setiba di dekat baruga, massa sempat dicegah oleh Satuan Pengamanan (Satpam) Unhas dan melarang massa aksi melewati sekitaran baruga dikarenakan tepat pada hari ini pelantikan rektor Unhas yang baru juga diadakan di gedung Baruga. Massa aksi kemudian melanjutkan dengan berkeliling beberapa fakultas.

Setelahnya, massa aksi kemudian menuju Tugu Volcom dan menutup satu jalur menuju Gedung Rektorat selama belasan menit. Dan tepat pada waktu itu mobil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) melewati massa aksi, mobil tersebut sekadar lewat saja tanpa memedulikan massa aksi yang sedang berorasi.

Setelah setengah jam di Tugu Volcom, massa kasi kemudian bergerak menuju Pintu Satu Unhas. Spanduk besar yang bertuliskan ‘Tolak Student Loan! Pendidikan Bukan Komoditi’ serta beberapa pataka ‘tolak PTN-BH’ menutup setengah jalan dan memblokade jalan dari Unhas menuju kota. Diakibatkan arus lalu lintas dari berbagai arah mengalami kemacetan. Aksi ini diwarnai dengan orasi dari beberapa massa aksi. Bukan hanya orasi, sumpah mahasiswapun diaungkan dengan lantang. Serta nyanyian-nyanyian yang membangkitkan semangat massa aksi.

Unhas bukan tempat wisata!

Belasan Satpam dan polisi turun langsung ke jalan untuk menertibkan aksi ini. Hampir sejam-an menutup jalan, Wakil Rektor Unhas bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Abd. Rasyid Jalil, M.Si atau yang akrab disapa Cido juga turun tangan melerai aksi. Dengan sedikit bentakan, Ia memberikan batasan kepada massa aksi untuk bubar sebelum pukul 17.30. Ia juga sempat menunjuk-nunjuk beberapa mahasiswa dengan mengancam status sebagai penerima beasiswa. “Mudah-mudahan tidak ada penerima beasiswa diantara kalian,” ucap Cido sembari menunjuk beberapa massa aksi.

Dengan ancaman itu, salah seorang massa aksi, sebut saja  RH juga membalas dengan ungkapan “Saya bukan penerima beasiswa” teriak salah seorang massa aksi dari belakang. Cido bersama dengan beberapa Satpam langsung mendatangi RH yang teriak sembari menuduh kalau dia bukan mahasiswa.

Cido memaksa untuk memperlihatkan dan mengambil kartu mahasiswa RH, tetapi RH enggan untuk memberikan kartu mahasiswanya. Karena kejadian ini, beberapa awak media juga ikut berkerumun untuk meliput tindakan intimidasi WR III bersama Satpam. Kehadiran Cido membuat suasana aksi ini sedikit mencekam. Tetapi disisi lain memompa semangat massa aksi untuk menolak  komersialasisi pendidikan.

Dalam selebaran yang dibagikan, massa aksi menilai kebijakan Jokowi mengenai Student Loan adalah perpanjangan tangan liberalisasi pendidikan. Hal ini dikarenakan, 1). Negara semakin mengaburkan tanggung jawabnya sendiri untuk memenuhi hak pendidikan, 2). Penciptaan ladang subur bagi bank di ranah pendidikan untuk menumpuk keuntungan melalui Student Loan, 3). Alih-alih menjadi solusi agar pendidikan dapat diakses, Student Loan hanya menjebak mahasiswa dalam tanggung utang yang akan ia pikul, serta berbagai hal lainnya.

Setelah merasa telah menyampaikan aspirasinya, massa aksi kemudian menuju Tugu Volcom untuk membubarkan diri secara tertib pada pukul 17.30. Di perjalanan pulang massa aksi masih sempat berorasi dan meneriaki masyarakat yang berada di Teras Taman Unhas “Unhas bukan tempat wisata” teriak salah seorang massa aksi.


Reporter : Mei

Penulis : Mei

Editor : Petunia

Previous Tak Ada Jaminan Kesehatan, Pengawas Cleaning Service Meninggal Dunia di Rumah Sakit
Next Marsinah, Sebuah Nama yang Abadi Dalam Jiwa Kaum Pekerja!

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *