catatankaki.org — Senin (05/02/2018), ratusan Cleaning Service bersama dengan mahasiswa Universitas Hasanudin (Unhas), melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Rektorat.
Aksi dimulai sekitar pukul 13.00 Wita. Massa aksi yang berjumlah ratusan orang berjalan dengan tergesah menuju gedung rektorat. Mahasiswa terus berdatangan dari berbagai fakultas. Terdengar suara teriakan hidup pekerja! hidup cleaning service!. Suara itu bersumber dari salah satu mahasiswa yang berada ditengah kerumunan. Terikan dengan menggunakan megaphone langsung disambut seluruh massa dengan melafaskan yang sama. “Hidup pekerja, hidup cleaning service!, hidup.
Suara yang terdengar dengan lantang menggambarkan luapan kemarahan dan keresahan cleaning service Unhas. Mereka terus berjalan dan bergerak maju sambil meneriakkan hak mereka. Di pelataran gedung rektorat sudah terlihat beberapa pria berseragam hitam yang begitu siaga menyambut.
Massa semakin merapat sambil membentangkan spanduk dan memblokade jalan. Satuan Pengaman (Satpam) mencoba menghalau agar massa tidak masuk dalam gedung. Pekerja dan mahasiswa bersatu mencoba memperjuangkan hak-hak cleaning service mengenai kenaikan upah sesuai UMK, pengembalian dana BPJS, kejelasan kontrak, serta penyelesaian kasus pelecehan seksual yang dialami satu kawan mereka.
Dalam aksinya, beberapa mahasiswa juga mengeluarkan aspirasinya tidak hanya melalui orasi tetapi melalui nyanyian. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama dan membuat pimpinan Unhas akhirnya turun. Wakil rektor III, Abdul Rasyid Jalil dengan sedikit tergesa-gesa memberi tanggapan atas tuntutan aliansi. Menurutnya, permasalahan ini tidak ada sangkut pautnya dengan Unhas melainkan tanggung jawab pihak outsourcing yakni PT. Prima Mitra Klin.
Selang beberapa lama, massa aksi melakukan dialog bersama pihak Unhas yang diwakili oleh Rasyid selaku morerator, Manager Operasioanal PT. Prima Mitra Klin, H. Muslimin, serta dengan perwakilan pihak mahasiswa – cleaning service. Selama dialog, perwakilan mahasiswa hanya diberi dua kali kesempatan untuk berbicara. Semua tuntutan dan keganjalan perusahaan tidak sempat disampaikan dalam dialog tersebut. Pihak Unhas hanya melemparkan penyelesain langsung ke perusahaan, tidak melibatkan lagi Unhas. Setelah itu dialog bubar. H. Muslimin ditemani dengan staf kantor enggan untuk menemui massa aksi.
Ketidakjelasan penyelesaian dari perusahaan ini tidak menyurutkan semangat pekerja dan mahasiswa. Mereka terus melakukan orasi akan kondisi kerja mereka. Selang hampir dua jam, pekerja dan mahasiswa terpaksa mundur setelah Rektor Unhas, Prof. Dwia Aristia Palubuhu menemui massa dan berjanji akan mempelajari upah layak cleaning service setelah pulang dari luar kota. Alasan pembubaran dari Unhas ini juga karena Unhas akan kedatangan Menteri Sosial RI.
Penulis : Indahwels
Editor : Petunia
No Comment