Judul Novel : Animal Farm
Penulis : George Orwell
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Cetakan pertama, Januari 2015
Tebal : 140 halaman
Animal Farm merupakan salah satu karya George Orwell yang patut untuk dibaca. Novel yang terbilang tipis ini dengan gaya bahasanya yang ringan membuat kita seakan membaca cerita yang penuh intrik dengan bahasa dongeng binatang (fabel). Meskipun tokoh dalam novel merupakan kumpulan para binatang, namun kandungan ceritanya tidak sesederhana kehidupan binatang seperti yang kita kira. Kehidupan binatang yang biasanya mengandalkan insting mereka untuk bertahan hidup jauh berbeda dengan apa yang digambarkan dalam Animal Farm.
Novel ini menceritakan tentang kehidupan para binatang yang hidup di peternakan Manor. Setiap hari para binatang ini diternakkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sebagai komoditas yang menguntungkan bagi Pak Jones, sang pemilik peternakan. Pada suatu malam ketika pak Jones telah terlelap tidur, para binatang yang dipimpin oleh seekor babi tua bernama Major mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, si tua Major menceritakan tentang mimpinya tentang prediksi masa depan yang menyatakan bahwa kelak peternakan tersebut akan dikuasai oleh para binatang. Si tua Major memantik semangat para binatang untuk melakukan pemberontakan terhadap manusia karena selama ini manusia telah memperbudak mereka.
Lewat mimpi itu pulalah semangat untuk bebas dalam diri para binatang pun tersulut. Dengan segala cara mereka akhirnya bisa mengusir Pak Jones beserta istri dan karyawannya dari peternakan. Sejak saat itu, peternakan dikuasai oleh para binatang. Dari sinilah perjuangan para binatang untuk mengawal kebebasan mereka dimulai. Pertama-tama mereka mengubah nama peternakan menjadi ‘Peternakan Binatang (Animal Farm)’ dan juga meringkas prinsip Binatangisme menjadi Tujuh Perintah (Tujuh Perintah merupakan sejenis peraturan yang wajib dipatuhi oleh para binatang).
Selepas kepergian Pak Jones, kepemimpinan peternakan diberikan kepada para babi. Ada dua babi yang memimpin, yaitu Snowball dan Napoleon. Namun, berkat kelicikannya Napoleon mampu merebut kekuasaan menjadi miliknya seutuhnya. Sementara yang lain seperti kuda, ayam, biri-biri, kambing, keledai dan sebagainya menjadi pekerja. Di bawah kepemimpinan Napoleon, banyak peristiwa buruk yang terjadi. Peningkatan jam kerja dan pengurangan ransum sangat menyiksa para binatang. Bahkan babi Napoleon tidak segan-segan menjatuhkan hukuman mati bagi siapa pun yang membangkang. Yang paling parahnya, semua itu Napoleon lakukan dengan kesewenang-wenangan dan kediktatorannya. Di akhir, ia bahkan mengkhianati para binatang lain dengan menjalin kerja sama dengan manusia yang merupakan musuh utama mereka. Penindasan kembali terjadi di peternakan itu.
Sebagian orang menganggap bahwa novel ini merupakan alegori (kiasan) terhadap Revolusi Rusia pada tahun 1917, bahkan cerita seperti ini dapat kita temukan dalam pemberontakan terhadap para diktator masa kini. Keunikan dari karakter dari para binatang dalam cerita juga seakan merepresentasikan jiwa-jiwa manusia dalam kehidupan nyata. Keinginan untuk bebas, hasrat untuk memimpin dan mendominasi, keinginan untuk mewujudkan sesuatu, tentang kerja sama, persahabatan, cinta, dan juga permusuhan.
Novel ini mengandung beberapa pelajaran berharga, bahwa kebodohan adalah kelemahan terbesar bagi siapa pun. Akibat kebodohanlah yang menjadikan para binatang lain mudah dihasut oleh para babi dan kemudian memperbudak mereka lagi setelah sebelumnya diperbudak oleh manusia. Selain itu, salah satu tokoh yaitu babi Napoleon menjadi bukti bahwa betapa kedudukan bisa mengubah watak dan tujuan seseorang dari baik menjadi buruk, dan dari lurus menjadi bengkok. Bagi kalian yang menyukai kisah-kisah tentang aksi pemberontakan, pembebasan dan revolusi, novel ini dapat menjadi salah satu referensi yang dijamin mampu memuaskan nafsu membaca kalian.
Penulis: Ita
No Comment