Keamanan Untuk Siapa ?


Berubahnya status Unhas menjadi PTN-BH, memaksa kampus tersebut untuk memaksimalkan pengelolaan asetnya. Rencana pemberlakuan sistem lahan parkir dengan model parkir seperti di mall – mall, rumah sakit swasta, tempat perbelanjaan yang dikelola oleh seorang operator di setiap pintu masuknya, mendukung Unhas agar bisa memaksimalkan setiap ruang atau lahannya demi menghasilkan uang.

catatankaki.org — Banyak Mahasiswa yang harus berakhir pada kepasrahan, ketika hak mereka diambil oleh orang-orang yang rasa kepemilikan pribadinya sangat besar. Mungkin sudah tidak asing terdengar ditelinga Masyarakat terlebih lagi Mahasiswa tentang keajaiban sebuah motor yang diparkir kemudian tiba-tiba menghilang tanpa abrakadabra, ya kurang lebih mirip adegan yang dipertontonkan para pesulap ketika diatas panggung, semuanya telah terencana dengan baik.

Kasus pencurian motor di Makassar belakangan ini semakin meningkat. Yang para pelakunya tak pernah pilih kasih. Sekitar sebulan yang lalu tepatnya di Universitas Hasanuddin, salah satu kampus yang berada tidak jauh darii jantung kota makassar. Tepatnya di Fakultas Pertanian Empat motor hilang hanya dalam sehari semalam. Dan hebatnya, keempat motor tersebut hilang di lokasi yang sama, yaitu di parkiran Fakultas Pertanian.

Beberapa hari kemudian, kasus tersebut kembali terjadi. Dua motor di parkiran Fakultas Ekonomi Unhas kembali mengalami nasib yang sama. Tidak hanya itu, pada hari yang sama satu motor di Fakultas Pertanian kembali tersantap . Tim caka mencatat dalam sebulan terakhir setidaknya terjadi sembilan kasus pencurian motor yang terjadi di lingkungan Universitas Hasanuddin . Mulai dari workshop (Jl. Politeknik) hingga masuk ke dalam Fakultas – Fakultas.

Banyak orang mulai mempertanyakan kinerja Satuan Pengamanan (satpam). Di lingkup Unhas sendiri, untuk menjumpai satpam sangatlah mudah. Bagaimana tidak, hampir setiap seratus meter terdapat satu pos satpam. Pos- pos itu tidak pernah sepi, setiap waktun dijaga oleh sekumpulan manusia yang berpakaian seragam hitam. Mulai dari pagi, hingga pagi lagi.

Apa yang Satpam amankan ?

Apa yang Satpam amankan ? Mungkin itu merupakan pertanyaan yang sangat-sangat wajar muncul dibenak orang – orang yang hidup di Lingkungan Unhas, apalagi mahasiswa. Kalau Satpam setiap saat berjaga, seharusnya kasus pencurian motor tidak semassif itu terjadi di Unhas, di tambah lagi dengan jumlah mereka yang tidak sedikit. Untuk membuktikan bahwa jumlah Satpam di Unhas Tidak sedikit sangatlah mudah. Terbukti dalam setiap aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa, entah itu di depan Gedung Rektorat ataupun di pintu masuk (pintu satu) Unhas, mereka pasti selalu hadir walau tanpa undangan untuk melakukan pengamanan ataupun penghadangan. Bahkan barisan Satpam yang mecoba menghadang demonstrasi mahasiswa layaknya barisan polisi tanpa tameng. jJmlahnya bukan tujuh, delapan, ataupun sembilan tapi puluhan.

Lantas, kalau jumlah satpam sebanyak itu kenapa satu dua pencuri saja tidak mampu diamankan hingg pencurian motor semakin merajalela ? Atau mungkin saja memang tugas mereka hanyalah yang berkaitan dengan kepentingan atasannya yaitu Birokrasi Kampus. Bisa jadi semakin maraknya pencurian motor yang terjadi di Unhas hanyalah sebuah konspirasi untuk melegalkan di berlakukannya sistem parkir yang menggunakan portal. Yang masuknya harus melalui pemeriksaan pos – pos yang operatornya hanya satu orang.

Rencana swastanisasi lahan parkir

Memang terlihat sedikit menuduh, namun tuduhan diatas bukanlah tuduhan yang tak berdasar. Berubahnya status Unhas menjadi PTN-BH, memaksa kampus tersebut untuk memaksimalkan pengelolaan asetnya. Memaksa Kampus tersebut untuk mempunyai pos – pos dana sendiri. Rencana pemberlakuan sistem lahan parkir dengan model parkir seperti di mall – mall, rumah sakit swasta, tempat perbelanjaan yang dikelola oleh seorang operator di setiap pintu masuknya, mendukung Unhas agar bisa memaksimalkan setiap ruang atau lahannya demi menghasilkan uang.

Apa yang dipaparkan adalah sebuah analisis yang coba dimunculkan dengan melihat fakta – fakta yang terjadi dilapangan. Satpam digaji oleh Birokrasi Kampus. Birokrasi Kampus dapat uang dari pembayaran spp mahasiswa. Seharusnya Satpam lebih mengutamakan keamanan dan kepentingan Mahasiswa. Kalau Satpam hadir hanya untuk mengamankan posisi Birokrasi yang merasa terancam ketika dapat kritik dari Mahasiswa. Menghadangi dan menghalangi ruang-ruang aspirasi Mahasiswan. Lebih baik Satpam tidak ada.

Dengan maraknya pencurian di lingkungan Unhas, bukan berarti rencana swastanisasi lahan parkir ataupun model lahan parkir dengan portal di pintu masuk bukanlah sebuah solusi. Maraknya pencurian di Kampus Unhas seharusnya sudah menjadi alarm kepada Satpam untuk tidak tinggal diam di posnya dengan asyik minum kopi dan bermain domino. Satpam seharusnya lebih sering berpatroli. Minimal sebagai respon atas maraknya kasus pencurian tersebut. (J)

Previous Terancam di rumah Sendiri
Next Papua Adalah Kita !!

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *