catatankaki.org — Hal baru seharusnya menjadi suatu tahapan untuk menjadi lebih baik. Tapi itu tidak dirasakan bagi mahasiswa jurusan ilmu sejarah fakultas sastra UNHAS. Kurikulum baru yang ditetapkan pada semester ganjil tahun 2015 justru banyak merugikan mahasiswa. Pada minggu pertama, seharusnya perkuliahan sudah berjalan, namun bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah waktu tersebut dijadikan sebagai hari libur karena kurikulum baru yang belum selesai.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan tim caka dari ketua Jurusan Ilmu Sejarah Dr. Bambang Sulistyo, MS (22/09), keterlambatan penyelesaian kurikulum baru disebabkan perdebatan internal para dosen mengenai mata kuliah wajib atau pilihan, mata kuliah yang diminati mahasiswa, apa yang bermanfaat bagi masyarakat, mengikuti standar nasional hingga kemampuan dosen mengajar. Perdebatan tersebut berimbas pada mahasiswa, selain tidak adanya perkulihan selama seminggu ditambah pula semakin sempitnya waktu untuk mengurus krs (kartu rencana studi) .
Permasalahan lain ialah pada minggu ketiga perkuliahan, mata kuliah pilihan baru ternyata sepi peminat, sehingga terpaksa dibatalkan. Karena berdasarkan aturan, mahasiswa yang mengambil mata kuliah pilihan minimal lima orang. Namun, bagi mahasiswa yang sudah terlanjur mengambil mata kuliah tersebut sudah tidak bisa lagi mengubah krs karena tenggat waktu yang sudah lewat. Sebagaimana yang dialami Herman mahasiswa semester VII yang telah mengambil mata kuliah Sejarah Malaysia dan Singapura yang dibatalkan karena hanya empat mahasiswanya.“yang jelas mahasiswa dirugikan karena sks terbuang percuma, kayak saya yang seharusnya bisa ambil 20 sks menjadi 17” ungkap Herman.
Berbeda dengan yang diungkapkan ketua jurusan. Pengurusan mata kuliah pilihan tetap bisa dilakukan sampai pada minggu keempat. Tetapi pihak ketua jurusan mengaku tidak mengetahui adanya mata kuliah pilihan yang tidak mencukupi kuota karena tidak adanya laporan masuk dari pihak kesekretariatan. Kurangnya koordinasi antara jurusan dengan fakultas justru berefek buruk bagi mahasiswa karena jumlah sks yang diambil tidak maksimal.
Selain kerancuan kurikulum baru, penjadwalan mata kuliah juga merupakan salah satu masalah lain yang merugikan mahasiswa. karena dalam penjadwalan mata kuliah sering terdapat mata kuliah yang bertabrakan. Bagi mahasiwa yang mengambil mata kuliah bertabrakan harus merelakan salah satu mata kuliahnya untuk diprogram kembali pada semester depan.
Dengan banyaknya masalah hingga beberapa minggu perkuliahan, menandakan ketidak siapan kurikulum baru diberlakukan di jurusan ilmu sejarah fakultas sastra UNHAS pada semester ganjil tahun 2015. Ketidak siapan tersebut berimbas dan merugikan mahasiswa.
No Comment