Judul: Supernova: Partikel
Penulis: Dewi Lestari (DEE)
Penerbit: Bentang Pustaka, 2012
Tebal: 508 halaman
Delapan tahun setelah sekuel ketiga, Petir tahun 2004. Novel supernova yang keempat kemudian dilahirkan sehat oleh Dee Lestari tahun 2012 dengan massa ketebalan 508 halaman. Tidak berbeda dari novel sebelumnya, Supernova lagi – lagi memilih karakter yang berbeda walaupun berada dalam penjara dimensi ruang dan waktu yang sama. Dalam novel fiksi ini ditokohkan Zarah, gadis sepersekian persen berdarah Arab yang lahir dari benturan dua gen unggul dari desa Batu luhur, Jawa barat yaitu Firas dan Aisyah. Firas seorang dosen Mikologi yang anti sistem pendidikan formal dan seorang geek dalam ilmu ke fungi-an menyeret Zarah dalam polemik kehidupan yang akhirnya menuntunnya menuju Supernova.
Apa jadinya jika seorang gadis kecil, bukannya didongengkan kisah – kisah kenabian ala doktrinasi agama, malah dijejalkan ilmu pengetahuan kontemporer tentang asal – usul manusia dan tidak disekolahkan di institusi formal? Zarah-lah hasilnya. Pendidikan yang diberlakukan oleh ayahnya banyak ditentangan oleh keluarga sendiri. Maklum saja, model pendidikan yang diberikan adalah sekolah alam tanpa sertifikasi, sangat anti-mainstream. Namun, disinilah menariknya, disinilah awal cerita dari seorang Zarah. Sebuah perjalanan spiritual sekaligus ilmiah dengan tema mencari ayah yang hilang. Namun ini bukanlah perjalanan satu dua hari, perjalanan ini malah membutuhkan hampir seluruh masa muda Zarah. Layaknya seorang detektif, ayahnya seolah menuntut Zarah melakukan eksplorasi mendetail agar Zarah melakukan sebuah pencarian dengan bukti – bukti fisik berupa jurnal ilmiah, kamera dan Fungi ! sama seperti ayahnya, ia malah terjebak dalam sebuah permusuhan abadi antara Zarah melawan masyarakat dan keluarganya sendiri.
Awal perjalanan zarah mungkin sama sekali tidak berhubungan dengan misi awalnya, namun seakan adalah pilihan personal seorang gadis yang ingin berlari dari masalah pribadi dan masyarakatnya. Berbekal kamera misterius saat berusia tujuh belas. Zarah terpilih sebagai pemenang fotografi lalu menetap dipedalaman kalimantan, sebagai seorang ibu dari orang utan. Disinilah ia bertemu dengan seorang agen wildlife photografer bermarkas di Inggris. Dari Inggris, dengan keahliannya sebagai seorang fotografer wanita mendorongnya untuk melakukan banyak hal dalm bidang fotografi melintasi batas negara dengan pass sebagai seorang jurnalis. Perjalanan Zarah kemudian kembali kejalur yang sebenarnya yaitu melanjutkan misi awalnya mencari ayah yang hilang bermodal keyakinan bahwa ayahnya masih hidup.
Perjalanan Zarah kembali dihadapkan dengan permasalahan yang belum terselesaikan, yaitu eksplorasi ilmiah spriritual lagi – lagi tentang dunia Fungi, mushroom, lima dimensi, psycholobin, ritual, kepercayaan dan Firas.
Membaca buku ini seakan menghadapkan diri kita dengan tatanan sosial yang mapan, hanya saja dari perspektif yang kontra dengan tingkat eksplorasi yang tinggi dari setiap plot sehingga bukan hanya menambah ilmu pengetahuan tetapi juga pertentangan sosio-kultural yang terjadi. Namun, sekuel ini bukanlah yang terakhir.
No Comment