Mereka merobek bunga, tetapi akarnya kembali ditengah kita


Oleh: Anatasya

Ku tilik sejarah yang pilu

Dimana darah menjadi alat tukar yang menggemaskan

Lantunan doa menjadi teman terakhir

dan tumpukan kepala saudara setanah air menjadi bola kaki anak para jagal

 

Orang-orang yang terkalahkan di masa lalu itu

menyisakan dendam, amarah, dan benih perjuangan

Kebenciannya tersimpan di tiap jengkal tanah tempat darahnya tersemai

dan suaranya lantang bersamaan dengan teriakan merdu di jalanan

 

Jiwanya akan terus kekal bersama dengan kenangan yang terjaga

Semangatnya akan terus tumbuh subur pada jiwa-jiwa yang menolak melepuh

Matanya hadir pada binar pupil para orang terpinggirkan

dan raungannya abadi bersama angin dan udara


Previous Bahkan Tuhan pun Sedih !
Next Tanpa Kabar Setelah Kebakaran

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *