Kebijakan Semu Untuk Mace


catatankaki.info — Kebijakan Birokrasi Unhas tentang Renovasi kantin Jasbog (Jasa Boga) tidak jelas. Pembongkaran dan renovasi kantin Jasbog membuat sebagian mace – mace (panggilan Ibu – Ibu penjual makanan) berhenti menjajakan aneka barang yang dijualnya dan berpindah tempat tanpa arah. Anehnya, sampai saat ini belum ada kejelasan konsep oleh rektorat kepada mace dan bagaimana sistem penjualan nantinya ketika pusat jajanan mahasiswa ini telah sampai pada tahap penyelesaian.

Ketika Jasbog mulai direnovasi, hanya diberitahukan untuk berhenti berjualan sementara, setelah renovasi selesai mereka(mace) diberitahukan dapat berjualan kembali. Namun, semenjak dilabeli bank BNI, banyak isu yang beredar bahwa biaya sewa kantin akan mengalami kenaikan, pembayaran sewa dibayar kepada pihak Bank yang bekerjasama dengan Unhas dan menggunakan sistem satu kasir.

nabilang orang beng, naik ki nanti ini sewa (kantin), baru membayar sewa ke Bank mi nanti. Tidak ada alasan juga dikasih waktu disuruh pindah, lama pi nanti baru nabilang ada penambahan biaya sewa, ada mi katanya juga nanti kasir dan sebagainya. Banyak mi pelanggan juga yang lari. Pasti mahal juga ini jualan” kata ibu Linu saat ditemui (16/3).

Mace Linu adalah salah satu ibu kantin yang berjualan di kantin Jasbog. Mace Linu mengatakan bahwa pendapatannya berkisaran Rp. 200.000,- sampai Rp.300,000,- /hari ketika berjualan di Jasbog. Ia kemudian berpindah lokasi di sekitar jasbog dengan pendapatan maksimal Rp.100,000,-/ hari. Padahal, ia memiliki banyak anak untuk dihidupi “minggu lalu  sudah ka di tegur sama satpam, dimarahi ki beng sama ibu rektor. Baru kalau ada beng didapat menjual dikasih keluar ki (dilarang menjual), baru tidak boleh lagi menjual walaupun sudah diperbaiki kantin” Ungkap Mace Linu.

Previous Skorsing : Rahasia FIKP
Next Anti Kritik, Danny Pomanto Kriminalkan Empat Mahasiswa

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *